Sayup-sayup terdengar suara
perempuan menangis. Suaranya kecil. Seperti suara yang sering dipakai sebagai backsound film horor. “ada siapa di
depan dek” tanyaku pada Fatih yang asyik bermain lego di kamar. Tak sepertiku
yang nempel bantal aja langsung pulas, dia sangat betah melek. Terkadang, ia baru tidur setelah ayahnya datang dari
meruqyah seseorang dan baru pulang jam 12 malam.
Dengan kaki mungilnya ia berlari kecil, melihat keadaan di
ruang tamu.
“Ayah ngeruqyah” jawabnya
langsung duduk kembali dan meneruskan mainannya. Tawanya berhenti. Sepi.
Penasaran, aku segera ke kamar mandi dan membuang rasa kantuk yang menggelayut
di mata yang terlanjur pulas beberapa waktu tadi.
“Siapa kamu?” tanya suami memulai
dialog. Tak ada jawaban.
“Kamu kenapa disini?”
“Saya disuruh”
“Disuruh siapa?” lagi-lagi ia
bungkam. Suami memberikan pengertian bahwa manusia bukanlah tempat untuk
kediaman jin dan menyuruhnya untuk tinggal di tempat yang disediakan Allah
untuk bangsanya. Di akhir dialognya, suami mengajak jin yang ada dalam tubuh
mbak tersebut untuk bersyahadat, dan masuk Islam serta mengikuti jejak jin
sholeh yang ada dalam lingkungannya. Tak berapa lama, perempuan tersebut
muntah-muntah. Pertanda jin yang berada dalam tubuhnya keluar.
# # #
“Awalnya kenapa mbak?” tanyaku penasaran.
“Entahlah mb, kapan kejadian
awalnya.” Bola matanya melirik kesebelah kiri. Ia sedang mengingat sesuatu.
“yang jelas, sejak menikah dengan dia aku sering melihat kain kafan terbang di
depan rumah. Kadang juga, ada kuntilanak di pojokan.”
Belum selesai ia bercerita, bulu kudukku berdiri. Gak bisa
membayangkan jika hal itu terjadi padaku.
“Selain itu, aku ngalamin
pendarahan mb. Miss v ku gatel. Tapi waktu kuperiksain ke dokter spesialis,
katanya normal gak ada penyakitnya. Test laboratorium juga memberikan hasil
yang sama dengan dokter. Sampai pusing mikirinnya mb..”
“Berarti sejak menikah ya mb?” Ia langsung menunduk.
“Iya mb, keluarga besarku enggak
suka kalau aku menikah sama dia. Mungkin mereka iri atau apa, karena sebelum
menikah aku sudah dibelikan motor baru sama calon suamiku. Yang merestui
pernikahanku hanya bapak. Sekarang bapak udah meninggal mb.” Raut wajahnya
sendu. Kristal yang berkumpul di bola matanya. Menggelinding diantara pipinya
yang tembem.
Setelah diruqyah gimana rasanya mb?”
“Tadi setelah aku minum madu,
kayak mau muntah gitu mb. Mual. Perut kayak diaduk-aduk, dan ada sesuatu yang
mau keluar. Setelah muntah, alhamdulillah udah enak. Enteng..” dengan sumringah
ia menjelaskan panjang lebar.
Alhamdulillah...
Mbak Nia, masih penasaran, si mbak itu diguna guna kah? soalnya kata jinnya dia disuruh..disuruh siapa?
BalasHapusIya mb lis,
HapusSaudaranya ada yg iri.
Mbak Nia, masih penasaran, si mbak itu diguna guna kah? soalnya kata jinnya dia disuruh..disuruh siapa?
BalasHapusjadi promo madu endingnya
BalasHapus